Senin, 21 Januari 2013

perusahaan yang menggunakan sistem e-commerce

nama : Bambang Setiyadi
kelas : 2DB16
npm : 38111303

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penulisan
Seiring dengan perkembangan zaman, perusahaan-perusahaan di indonesia dituntut untuk lebih meningkatkan pendayagunaan teknologi didalam perkembangannya. PT.Telkom bergerak di bidang telekomunikasi yang sangat memerlukan kecepatan dan keefektivan didalam melakukan program-programnya di bidang telekomunikasi. Oleh karena itu dari sini bisa kita lihat bahwa betapa pentingnya pendayagunaan teknologi didalam pelaksanaan aktivitas telekomunikasi yang dilakukan oleh PT. Telkom.
Electronic Commerce(e-commerce) di definisikan sebagai proses pembelian dan penjualan produk,jasa, dan informasi yang dilakukan secara elektronik dengan memanfaatkan jaringan computer. Salah satu jaringan yang digunakan adalah internet. Electronic Commerce (Perniagaan Elektronik), sebagai bagian dari Electronic Business (bisnis yang dilakukan dengan menggunakan electronic transmission).
Pada saat ini di Indonesia salah satu ciri berkembangnya teknologi ialah dengan maraknya perkembangan dan pertumbuhan internet dikalangan masyarakat indonesia. Sudeah jarang sekali atau dapat dikatakan tidak ada masyarakat yang tidak mengenal intrnet bahkan tidak hanya kalangan dewasa saja internet inipun sudah menjangkau semua kalangan termasuk anak kecil. Oleh karena itu dapat kita lihat bahwa betapa pentingnya pengaplikasian internet didalam setiap usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan indonesia dalam hal ini PT.Telkom didalam setiap program-program pengembangan komunikasi.
Telkom menerapkan e-commerce ini kedalam sebuah website yaitu plasa.com. Plasa.com merupakan bentuk strategi perluasan bisnis Telkom yang bertujuan memberikan dukungan bagi para pelaku bisnis Indonesia dalam mengembangkan usaha mereka. Plasa.com yang dikelola oleh anak perusahaan Telkom bernama PT. Metranet (yang juga dikenal dengan sebutan Mojopia) akan memfokuskan usahanya pada penyelenggaraan tiga layanan, yaitu e-Commerce, Content dan Communication. Dengan diterapkannya plasa.com ini menunjukkan bahwa PT. Telkom mengembangka usahanya dengan e-commerce.

1.2. Pembatasan Masalah
Dalam penulisan makalah ini penulis memilih judul “Penerapan eCommerce pada PT. Telkom Indonesia”. Disini penulis menjabarkan mengenai bagaimana penerapan eCommerce yang dilakukan oleh PT. Telkom Indonesia beserta manfaat dari penerapannya.

1.3. Identifikasi Masalah
  1. Bagaimana penerapan e-commerce di PT.Telkom Indonesia ?
  2. Apa manfaat dari penerapan e-commerce di PT.Telkom Indonesia ?
  3. Apa kendala yang dihadapi dalam penerapan e-commerce di PT.Telkom Indonesia ?

1.4. Tujuan Penulisan
Pada dasarnya tujuan penulisan ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dalam pemyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi UTS mata kuliah Teknologi Informasi Administrasi. Adapun tujuan khusus dari penyusunan makalah ini adalah :
  1. Mengetahui bagaimana penerapan e-commerce di PT.Telkom Indonesia
  2. Mengetahui apa saja manfaat dari penerapan e-commerce di PT.Telkom Indonesia
  3. Mengetahui apa saja kendala yang dihadapi dalam penerapan e-commerce di PT.Telkom Indonesia

1.5. Teknik Penulisan
Pengumpulan data dilakukan dengan cara menganalisis data yang diperoleh dari berbagai sumber, seperti website internet dan buku.

1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu:
  1. Bagian kesatu adalah pendahuluan
Dalam bagian ini penulis memaparkan beberapa pokok permasalahan awal yang berhubungan erat dengan permasalah utama. Pada bagian pendahuluan ini di paparkan tentang latar belakang, batasan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan makalah.
  1. Bagian kedua yaitu tinjauan pustaka
Bagian ini menjelaskan literatur-literatur yang terkait dalam pembahasan makalah.
  1. Bagian ketiga yaitu pembahasan
Pada bagian ini merupakan bagaian utama yang hendak dikaji dalam proses penyusunan makalah.
  1. Bagian keempat yaitu kesimpulan dan saran.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar eCommerce
Menurut Kalakota dan Whinston mendefinisikan e-commerce dari berbagai perspektif yaitu:
ü Dari perspektif komunikasi, e-commerce adalah pengiriman informasi,jasa/produk, atau pembayaran melalui jaringan telepon atau jaringan komunikasi lainya.
ü Dari perspektif pelayanan, e-commerce adalah alat yang digunakan untuk mengurangi biaya dalam pemesanan dan pengiriman barang.
ü Dari perspektif bisnis, e-commerce adalah aplikasi teknologi menuju otomatisasi transaksi bisnis dan work flow.
ü Dari perspektif online, e-commerce adalah menyediakan kemampuan untuk menjual dan membeli produk serta member informasi melalui internet atau jaringan komunikasi lainnya.
Selanjutnya Yuan gao dalam Encyclopedia of information science and technology(2005) , menyatakan e-commerce adalah “Penggunaan jaringan computer untuk melakukan komunikasi bisnis dan transaksi komersial . Kemudian di dalam website E-commerce Net, e-commerce di definisikan sebagai kegiatan menjual barang dagangan atau jasa melalui internet.”
E-commerce adalah kegiatan-kegiatan bisnis yang menyangkut konsumen (consumers), manufaktur (manufactures), service providers dan pedagang perantara (intermediaries) dengan menggunakan jaringan-jaringan komputer (computer networks) yaitu internet.
Julian Ding dalam bukunya E-commerce: Law & Practice, mengemukakan bahwa e-commerce sebagai suatu konsep yang tidak dapat didefinisikan. E-commerce memiliki arti yang berbeda bagi orang yang berbeda.
Sedangkan Onno W. Purbo dan Aang Wahyudi yang mengutip pendapatnya David Baum, menyebutkan bahwa: “e-commerce is a dynamic set of technologies, aplications, and business procces that link enterprises, consumers, and communities through electronic transaction and the electronic exchange of goods, services, and information”. Bahwa e-commerce merupakan suatu set dinamis teknologi, aplikasi dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen dan komunitas melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan dan informasi yang dilakukan secara elektronik.
Contoh kegiatan e-commerce ini seperti iklan dalam penjualan produk dan jasa. Transaksi yang dapat dilakukan di internet antara lain pemesanan/pembelian barang dimana barang akan dikirim melalui pos atau sarana lain setelah uang ditransfer ke rekening penjual.
Ada beberapa kategorisasi e-commerce:
  1. Pure vs. Partial EC
ü  tergantung dari derajat digitasi (transformasi dari fisik ke digital):
ü  produk (jasa) yang dijual;
ü  proses bisnis; dan
ü  agen penyalur (dengan digital intermediary)
  1. Perusahaan Brick & Mortar
Perusahaan ini menerapkan model “ekonomi lama” yang melakukan sebagian besar aktivitas bisnisnya secara manual (off-line), menjual produk fisik melalui agen penyalur fisik.
  1. Perusahaan Virtual (pure-play)
Perusahaan ini semua aktivitas bisnisnya dilakukan secara online.
  1. Perusahaan Click & Mortar
Perusahaan ini melakukan aktivitas EC, tetapi aktivitas bisnis utama dilakukan di dunia fisik
  1. Pasar elektronik (e-marketplace)
Pasar ini merupakan pasar online dimana pembeli dan penjual bertemu untuk bertukar produk, jasa, uang, atau informasi

2.2. Karakteristik eCommerce
Berbeda dengan transaksi perdagangan biasa, transaksi e-commerce memiliki beberapa karakteristik yang sangat khusus, yaitu :
  1. Transaksi tanpa batas
Sebelum era internet, batas-batas geografi menjadi penghalang suatu perusahaan atau individu yang ingin go-international. Sehingga, hanya perusahaan atau individu dengan modal besar yang dapat memasarkan produknya ke luar negeri.Dewasa ini dengan internet pengusaha kecil dan menengah dapat memasarkan produknya secara internasional cukup dengan membuat situs web atau dengan memasang iklan di situs-situs internet tanpa batas waktu (24 jam), dan tentu saja pelanggan dari seluruh dunia dapat mengakses situs tersebut dan melakukan transaksi secara on line.
  1. Transaksi anonim
Para penjual dan pembeli dalam transaksi melalui internet tidak harus bertemu muka satu sama lainnya. Penjual tidak memerlukan nama dari pembeli sepanjang mengenai pembayarannya telah diotorisasi oleh penyedia sistem pembayaran yang ditentukan, yang biasanya dengan kartu kredit.
  1. Produk digital dan non digital
Produk-produk digital seperti software komputer, musik dan produk lain yang bersifat digital dapat dipasarkan melalui internet dengan cara mendownload secara elektronik. Dalam perkembangannya obyek yang ditawarkan melalui internet juga meliputi barang-barang kebutuhan hidup lainnya.
  1. Produk barang tak berwujud
Banyak perusahaan yang bergerak di bidang e-commercen dengan menawarkan barang tak berwujud separti data, software dan ide-ide yang dijual melalui internet.

2.3. Jenis eCommerce
eCommerce dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu Business to Business (B2B) dan Business to Consumer (B2C). Kedua jenis eCommerce ini memiliki karakteristikyang berbeda.Dalam ecommerce, terdapat berbagai Business to Business eCommerce memiliki karakteristik:
  1. Trading partners yang sudah diketahui dan umumnya memiliki hubungan
    (relationship) yang cukup lama. Informasi hanya dipertukarkan dengan partner tersebut. Dikarenakan sudah mengenal lawan komunikasi, maka jenis informasi yang dikirimkan dapat disusun sesuai dengan kebutuhan dan kepercayaan (trust).
  2. Pertukaran data (data exchange) berlangsung berulang-ulang dan secara berkala, misalnya setiap hari, dengan format data yang sudah disepakati bersama. Dengan kata lain, servis yang digunakan sudah tertentu. Hal ini memudahkan pertukaran data untuk dua entiti yang menggunakan standar yang sama.
  3. Salah satu pelaku dapat melakukan inisiatif untuk mengirimkan data, tidak harus menunggu parternya.
  4. Model yang umum digunakan adalah peer-to-peer, dimana processing intelligence dapat didistribusikan di kedua pelaku bisnis.

Sedangkan Business to Consumer eCommerce memiliki karakteristik sebagai berikut:
  1. Terbuka untuk umum, dimana informasi disebarkan ke umum.
Servis yang diberikan bersifat umum (generic) dengan mekanisme yang dapat digunakan oleh khalayak ramai. Sebagai contoh, karena sistem Web sudah umum digunakan maka servis diberikan dengan menggunakan basis Web.
  1. Servis diberikan berdasarkan permohonan (on demand). Konsumer melakukan inisiatif dan produser harus siap memberikan respon sesuai dengan permohonan.
  2. Pendekatan client/server sering digunakan dimana diambil asumsi client (consumer) menggunakan sistem yang minimal (berbasis Web) dan processing (business procedure) diletakkan di sisi server.

Perkembangan Business to Business lebih pesat daripada Business to Consumer. Itulah sebabnya banyak orang mulai bergerak di bidang Business-to-business. Meskipun demikian, Business-to-Consumer masih memiliki pasar yang besar yang tidak dapat dibiarkan begitu saja. Tingginya PC penetration (teledensity) menunjukkan indikasi bahwa banyak orang yang berminat untuk melakukan transaksi bisnis dari rumah. Negara yang memiliki indikator PC penetration yang tinggi mungkin dapat dianggap sebagai negara yang lebih siap untuk melakukan eCommerce.

2.4. Tahapan transaksi dalam eCommerce
Tahapan-tahapan dalam transaksi elektronik melalui e-commerce dapat diurutkan sebagai berikut:
  1. E-customer dan e-merchant bertemu dalam dunia maya melalui server yang disewa dari Internet Server Provider (ISP) oleh e-merchant.
  2. Transaksi melalui e-commerce disertai term of use dan sales term condition atau klausula standar, yang pada umumnya e-merchant telah meletakkan klausula kesepakatan pada website-nya, sedangkan e-customer jika berminat tinggal memilih tombol accept atau menerima.
  3. Penerimaan e-customer melalui mekanisme “klik” tersebut sebagai perwujudan dari kesepakatan yang tentunya mengikat pihak e-merchant.
  4. Pada saat kedua belah pihak mencapai kesepakatan, kemudian diikuti dengan proses pembayaran, yang melibatkan dua bank perantara dari masing-masing pihak yaitu acquiring merchant bank dan issuing customer bank. Prosedurnya e-customer memerintahkan kepada issuing customer bank untuk dan atas nama e-customer melakukan sejumlah pembayaran atas harga barang kepada acquiring merchant bank yang ditujukan kepada e-merchant.
  5. Setelah proses pembayaran selesai kemudian diikuti dengan proses pemenuhan prestasi oleh pihak e-merchant berupa pengiriman barang sesuai dengan kesepakatan mengenai saat penyerahan dan spesifikasi barang.


BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Penerapan e-commerce di PT.Telkom Indonesia
Penyedia layanan e-Commerce di Indonesia baru mencapai 3% meski pengguna Internet diperkirakan telah mencapai sebanyak 31 juta orang dan 159 juta orang lainnya Internet berbasis nirkabel. Dengan masih sedikitnya pemain di e-Commerce maka portal e-Commerce Plasa.Com yang dikelola anak usaha Telkom PT Metranet diharapkan dapat turut menggairahkan e-commerce di Tanah Air.
Portal e-commerce Plasa.com yang dikelola oleh anak perusahaan Telkom PT Metranet fokus pada penyelenggaraan tiga layanan, yaitu e-Commerce, Content dan Communication. Portel itu diharapkan dapat mendorong pertumbuhan pasar, mengembangkan UKM (Usaha Kecil Menengah) dalam negeri serta meningkatkan enterpreneurship melalui penyediaan platform online shopping.
Dalam menyediakan layanan konten, Plasa.com mengembangkan platform sebagai penghimpun konten (content agregator) serta memungkinkan pelanggan menikmati beragam konten, termasuk konten hiburan. Sementara itu dalam layanan Communication, Plasa.com menyediakan berbagai aplikasi seputar komunikasi online serta beragam fasilitas layanan iklan sebagai media komunikasi bagi para pebisnis dengan pelanggannya. Telkom telah melakukan studi banding ke Jepang dan Korea untuk mengembangkan e-Commerce dengan target mendorong para pelaku UKM yang berada di bawah binaan Telkom melalui Program Kemitraan untuk bergabung dalam portal Plasa.com.
Hingga saat ini Telkom memiliki sekitar 30.000 mitra binaan aktif yang tersebar di seluruh Indonesia. Badan Usaha Milik Negara itu juga telah melakukan penandatangan Program Charter yaitu kerja sama antara Telkom dengan Telkomsel dan Bank Internasional Indonesia (BII) sebagai mitra penyedia gerbang pembayaran. Selain itu, kerja sama juga menggandeng Gramedia, Pasar Raya dan Grup Ciputra mewakili para merchant yang membuka toko di Plasa.com.
Plasa.com adalah salah satu portal online tertua dan terbesar di Indonesia yang diluncurkan Telkom pertama kali pada tahun 1998. Selama ini Plasa.com telah memberikan layanan wadah kepada komunitas online Indonesia melalui layanan email gratis, web forum, web chat, dan blog. Plasa.com diluncurkan kembali dengan wajah baru dan fasilitas yang diperbaharui di antaranya dengan menyediakan fasilitas e-commerce. Melalui penyelenggaraan e-commerce, Mojopia menargetkan untuk dapat mendorong pertumbuhan pasar e-commerce. Selain itu, layanan ini juga diharapkan ikut membantu mengembangkan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam negeri, serta meningkatkan jiwa entrepreneurship melalui penyediaan platform online shopping.
Satu juta pengguna Internet telah mengandalkan internet sebagai tempat berbelanja, apalagi didorong oleh pertumbuhan internet yang sangat pesat. Di akhir 2010, Plasa.com mempunyai target sebanyak 1000 merchant pada akhir 2010. Dalam mengembangkan bisnis ini, Plasa.com memiliki partner store seperti Gramedia dan Pasaraya, selain itu juga tersedia Toko Selebriti. Mojopia dan Telkom akan memberikan perhatian dan dukungan serius terhadap pengembangan UKM di Indonesia. Dengan pertumbuhan jumlah pengguna internet dan mobile web Indonesia yang sangat pesat, diharapkan Plasa.com dapat mendorong semangat kewiraswastaan sebagai sentra jual beli online terbesar di Indonesia. Brand promise Mojopia adalah educate, enrich, empower, artinya Mojopia membuat Plasa.com sebagai platform e-commerce dengan tujuan untuk memunculkan entrepreneur-entrepreneur Indonesia.

3.2. Manfaat dari penerapan e-commerce di PT.Telkom Indonesia
Dalam bidang perdagangan, internet mulai banyak dimanfaatkan sebagi media aktivitas bisnis karena lebih efisien. Aktivitas perdagangan melalui media internet ini popular dengan electronic commerce (e-commerce). Di Indonesia, e-commerce mulai dikenal pada tahun 1996, meski belum terlalu populer, pada tahun 1996 tersebut mulai bermunculan berbagai situs yang melakukan e-commerce. Sepanjang tahun 1997-1998 keberadaan e-commerce di Indonesia sedikit terabaikan karena krisis ekonomi. Setelah melewati krisis ekonomi di tahun 1999 hingga sekarang e-commerce semakin lama semakin memiliki daya tarik tersendiri karena keefisienan dan kenyamanannya. Kenyamanan dalam artian apa yang sulit atau tidak munkin dilakukan sebelumnya menjadi mungkin dengan e-commerce.
Di Indonesia, peluang e-commerce untuk berkembang kelihatannya cukup besar. Karena Indonesia adalah negara berkembang, melihat kenyataan bahwa Indonesia adalah negara berkembang maka secara logis akan terjadi persaingan besar-besaran untuk membuat sesuatu dan persaingan itu dapat memberi manfaat bagi masyarakat, khususnya manfaat bagi pengguna internet dan peluang berkembangnya e-commerce.
Secara umumnya, E-COMMERCE merupakan aktivitas perdagangan melalui media internet. Dengan adanya EC ini banyak sekali manfaat atau keuntungan yang dihasilkannya. Manfaat atau keuntungan ini terbagi menjadi tiga obyek, yaitu manffat bagi konsumen, manfaat bagi masyarakat dan manfaat bagi bisnis. Berikut ini penjelasannya.

3.2.1. Manfaat e-commerce bagi konsumen
  1. Electronic commerce memungkinkan pelanggan untuk berbelanja atau melakukan transaksi lain selama 24 jam sehari sepanjang tahun dari hampir setiap lokasi.
  2. Electronic commerce meemberikan lebih banyak pilihan kepada pelanggan; mereka bisa memilih berbagai produk dari banyak vendor.
  3. Electronic commerce menyediakan produk-produk dan jasa yang tidak mahal kepada pelanggan dengan cara mengunjungi banyak tempat dan melakukan perbandingan secara cepat.
  4. Dalam beberapa kasus, khususnya pada produk-produk yang digitized, EC menjadikan pengiriman menjadi sangat cepat.
  5. Pelanggan bisa menerima informasi relevan secara detail dalam hitungan detik, bukan lagi hari atau minggi.
  6. Electronic commerce memungkinkan partisipasi dalam pelelangan maya (virtual auction).
  7. Electronic commerce memberi tempat bagi para pelanggan untuk berinteraksi dengan pelanggan lain di electronic community dan bertukar pikiran serta berbagai pengalaman.
  8. Electronic commerce memudahkan persaingan, yang pada akhirnya akan menghasilkan diskon secara substansial.

3.2.2. Manfaat e-commerce bagi masyarakat
  1. Electronic commerce memungkinkan orang untuk bekerja di dalam rumah dan tidak banyak keluar untuk berbelanja, akibatnya ini akan menurunkan arus kepadatan lalu lintas di jalan serta mengurangi polusi udara.
  2. Elctronic commerce memungkinkan sejumlah barang dagangan dijual dengan harga lebih rendah, sehingga orang yang kurang mampu bisa membeli lebih banyak dan meningkatkan taraf hidup mereka.
  3. Electronic commerce memungkinkan orang di negara-negara Dunia ketiga dan wilayah pedesan untuk menikmati aneka produk dan jasa yang akan susah mereka dapatkan tanpa EC. Ini juga termasuk peluang untuk belajar berprofesi serta mendapatkan gelar akademik.
  4. Electronic commerce memfasilitasi layanan publik, seperti perawatan kesehatan, pendidikan, dan pemerataan layanan sosial yang dilaksanakan pemerintah dengan biaya yang lebih rendah, dan / atau dengan kualitas yang lebih baik. Layanan perawatan kesehatan, misalnya, bisa menajangkau pasien di daerah pedesaan.

3.2.3 Manfaat e-commerce bagi bisnis
  1. Perusahaan-perusahaan dapat menjangkau pelanggan diseluruh dunia. Oleh karena itu dengan memperluas bisnis mereka, sama saja dengan meningkatkan keuntungan.
  2. e-commerce menawarkan pengurangan sejumlah biaya tambahan. Sebuah perusahaan yang melakukan bisnis diinternet akan mengurangi biaya tambahan karena biaya tersebut tidak digunakan untuk gedung dan pelayanan pelanggan (customer service), jika dibandingkan dengan jenis bisnis tradisional.

3.3. Kendala dalam penerapan e-commerce di PT.Telkom Indonesia
Kita tahu pada dasarnya electronic commerce (e-commerce) adalah sarana pemasaran yang menggunakan media elektronik (internet), jadi hal yang sangat kita butuhkan adalah layanan dan akses internet. Keterbatasan akses internet akan menghambat perkembangan e-commerce, hal yang dulu mengakibatkan terabainya e-commerce, namun sekarang kita dapat merasakan efek perkembangan internet di Indonesia, akses internet semakin murah dan cepat, ini terjadi karena persaingan antar provider, dan justru hal inilah yang akan meningkatkan jumlah pengguna internet. Kemudian beberapa hal yang juga membuat kita optimis akan berkembangnya e-commerce adalah dukungan dari sektor perbankan yang telah menyediakan fasilitas internet banking yang akan mempercepat proses transaksi, selanjutnya semakin murah biaya web hosting dan mudahnya membangun situs e-commerce.
Adapun hal-hal yang menjadi permasalahan dan menghambat perkembangan e-commerce di Indonesia adalah kebiasaan, masyarakat kita belum terbiasa untuk melakukan transaksi di dunia maya. Kita terbiasa untuk melihat dan merasakan secara langsung apa yang akan kita beli. Padahal kita dapat membeli benda-benda tersebut tanpa harus melihatnya secara fisik.
Masalah selanjutnya adalah dari sekian banyak pengguna internet di Indonesia kemungkinan masih banyak yang belum pernah bertransaksi melalui internet karena belum percaya akan keamanan transaksi. Apalagi dengan sering terjadinya penipuan di dunia nyata. Selanjutnya masalah dari belum jelasnya hukum di dunia digital, seperti bagaimana itu uang digital, tanda tangan digital dan bagaimana hukum yang berlaku jika terjadi kejahatan.
Jadi perkembangan e-commerce di Indonesia harus didukung juga oleh adanya peraturan yang dapat melindungi konsumen dari kerugian yang disebabkan penipuan dan berbagai potensi kerugian lainnya. Sehingga kegiatan e-commerce dapat dilakukan secara aman dan nyaman.



BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh penulis mengenai penerapan eCommerce pada PT. Telkom Indonesia maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai jawaban dari identifikasi masalah sebagai berikut:
  1. Seiring dengan berkembangnya zaman dan teknologi dewasa ini, diperlukan adanya teknologi eCommerce dalam menunjang dunia perbisnisan di Indonesia. Dengan masih sedikitnya pemain di e-Commerce maka Telkom Indonesia menerapkan portal e-Commerce Plasa.Com yang diharapkan dapat turut menggairahkan e-commerce di Tanah Air. Portal e-commerce Plasa.com yang dikelola oleh anak perusahaan Telkom PT Metranet fokus pada penyelenggaraan tiga layanan, yaitu e-Commerce, Content dan Communication. Portel itu diharapkan dapat mendorong pertumbuhan pasar, mengembangkan UKM (Usaha Kecil Menengah) dalam negeri serta meningkatkan enterpreneurship melalui penyediaan platform online shopping.
  2. Banyak sekali keuntungan yang dapat diperoleh dari eCommerce. Secara ringkas manfaat / keuntungan e-commerce tersebut adalah sebagai berikut :
* Bagi Konsumen : harga lebih murah, belanja cukup pada satu tempat.
* Bagi Pengelola bisnis: efisiensi, tanpa kesalahan, tepat waktu
* Bagi Manajemen: peningkatan pendapatan, loyalitas pelanggan.
  1. Terdapat berbagai kendala e-commerce pada PT. Telkom di Indonesia adalah permasalahan trust (security) dan experience. Maka dari itu, untuk meyakinkan keamanan berbelanja, Plasa.com menggandeng mitra bank terkemuka seperti Bank International Indonesia (BII). Plasa.com juga akan menggunakan metode pembayaran yang populer di Indonesia antara lain bank transfer dan credit card, dan dalam waktu dekat dengan T-Cash dari Telkomsel dan Flexi Cash dari Flexi. Hal ini diharapkan dapat membantu pertumbuhan pelaku e-commerce di Indonesia. Selain itu pula, terhambat oleh kebiasaan masyarakat Indonesia yang belum terbiasa bertransaksi di dunia maya juga yang tak kalah penting adalah adanya keterbatasan akses internet.



4.2. Saran
Mengacu pada hasil pembahasan dan kesimpulan yang penulis sampaikan diatas, maka penulis menyajikan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak. Diantaranya:
  1. Hendaknya penerapan eCommerce tidak hanya dilakukan oleh PT.Telkom saja, sebaiknya perusahaan-perusahaan BUMN lain pun mulai ikut mencanangkan program ini.
  2. Berdasarkan manfaat-manfaat yang ada mengenai eCommerce pada PT. Telkom, membawa dampak yang positif namun memang belum optimal. Untuk mengoptimalkannya, diperlukan pula peran-peran pihak terkait agar manfaatnya dapat lebih terasa oleh seluruh pihak.
  3. Dengan adanya masalah kepercayaan dalam penerapan eCommerce di PT.Telkom, maka sebaiknya dilakukan upaya-upaya dalam rangka meningkatkan kepercayaan itu, misalnya dengan menerapkan prinsip transparansi, agar seluruh pihak terkait dapat juga ikut mengontrol apa yang mereka lakukan.


DAFTAR PUSTAKA

  • http://indocashregister.com
  • http://www.kangnanto.com
  • http://www.telkom.co.id
  • http://blogs.unpad.ac.id/tikalestari/2011/05/05/penerapan-ecommerce-pada-pt-telkom-indonesia/

perusahaan yang menggunakan sistem dss

 nama : Bambang Setiyadi
 npm : 38111303
 kelas : 2DB16

BAB I

PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Latar Belakang Kami menulis Makalah ini, karena Kami tertarik dengan metode DSS yang digunakan oleh Perusahaan dalam Pengambilan Keputusan. Karena menurut kami DSS sangat bermanfaat bagi perusahaan dan memudahkan pengembangan bisnis PT. ReAsuransi Internasional Indonesia (ReINDO)
B. Tujuan Penulisan Makalah
Makalah ini membahas tentang Perusahaan Reasuransi yang berbeda dengan asuransi. Pada perusahaan reasuransi, sangat erat kaitannya dengan perusahaan asuransi. Untuk hal tersebut, perusahaan reasuransi tidak akan berjalan tanpa perusahaan asuransi, adapun tujuan dari Makalah ini yaitu:
1.    Mendefinisikan DSS (Decision Support System)
2.    Mendefinisikan Jenis DSS
3.    Mendefinisikan Tujuan DSS
4.    Mendefinisikan Alasan Perusahaan Menggunakan DSS dalam skala Besar
5.    Mendefinisikan Manfaat DSS bagi Perusahaan
6.    Mendefinisikan Sejarah DSS (Decision Support System)
7.    MendefinisikanFaktor Pendukung DSS
8.    Mendefinisikan Pembuat Keputusan
9.    Pengembangan DSS
10.     Contoh Penggunaan DSS pada  PT. ReAsuransi Internasional Indonesia (ReINDO)
11.    Simpulan dari Makalah
 C.Metode Pengumpulan Data

Makalah ini dapat tersusun dengan cara mengumpulkan data-data atau Informasi-informasi baru (update) pada internet dan Buku Pengetahuan Komputer & TI 2B

BAB II
PEMBAHASAN

A.DEFINISI DSS
DSS (Decision Support System) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan atau manajemen pengetahuan) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Hal yang perlu ditekankan disini adalah bahwa keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana penunjang (tool) bagi mereka. DSS sebenarnya merupakan implementasi teori-teori pengambil keputusan yang telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan management science. DSS dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik. DSS merupakan problem solveryang dilengkapi dengan kemampuan untuk menghasilkan laporan-laporanyang periodik dan output dari model matematika. Model matematika dan kecerdasan buatan memungkinkan suatu sistem dapat mengambil keputusannya menentukan alternatif-alternatif solusi (bisa dalam presentasi).
DSS digunakan manajer untuk memecahkan masalah semi struktur, dimana manajer dan komputer harus bekerja sama sebagai tim pemecah masalah dalam memecahkan masalah yang berada di area semi struktur.
DSS ini merupakan suatu sistem informasi yang diharapkan dapat membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan. Hal yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana penunjang (tools) bagi mereka

B.JENIS DSS
Usaha berikutnya dalam mendefinisikan konsep DSS diakuikan oleh Steven L. Alter. Alter melakukan study terhadap 56 sistem penunjang keputusan yang digunakan pada waktu itu, study tersebut memberikan pengetahuan dalam mengidentifikasi enam jenis DSS, yaitu :
1.    Retrive information element (mengambil elemen informasi)
2.    Analyze enteries fles (menganalisis semua file)
3.    Prepare report form multiple files(menyiapkan laporan standart dari beberapa files)
4.    Estimate decisions qonsquences (meramalkan akibat dari keputusan)
5.    Propose decision (mengusulkan keputusan)
6.    Make decisions (membuat keputusan)
DSS tersusun atas komponen sebagai berikut:1. Database yaitu kumpulan data yang tersusun secara terstruktur dan dalam format elektronik yang mudah diolah oleh program komputer. Data yang digunakana adalah data yang relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan melalui simulasi.2. Model Base : merupakan kumpulan pengetahuan yang sudah diterjemahkan dalam bahasa yang dapat dipahami oleh komputer. termasuk di dalamnya tujuan daripermasalahan (obyektif), komponen-komponen terkait,batasan-batasan yang ada (constraints), dan hal-hal terkait lainnya.3. Software System : merupakan program utama dalam suatu DSS yang mengendalikan keseluruhan sistem.4. Antar muka (user interface) : adalah tampilan program komputer.

C. TUJUAN DSS
Dalam DSS terdapat tiga tujuan yang harus dicapai yaitu :
1.    Membantu manajer dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur.
2.    Mendukung keputusan manajer, dan bukannya mengubah atau mengganti keputusan tersebut.
3.    Meningkatkan efektivitas manajer dalam pembuatan keputusan, dan bukannya peningkatan efesiensi.
Tujuan ini berkaitan dengan tiga prinsip dasar dari konsep DSS, yaitu struktur masalah, dukungan keputusan, dan efektivitas keputusan.


D. ALASAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN DSS DALAM SKALA BESAR


E. MANFAAT DSS BAGI PERUSAHAAN
1.    Meningkatkan efisiensi pribadi
2.    Mempercepat pemecahan masalh (mempercepat pemecahan masalah kemajuan dalam sebuah organisasi)
3.    Memfasilitasi komunikasi antarpribadi
4.    Mempromosikan pembelajaran atau pelatihan
5.    Meningkatkan pengendalian organisasi
6.    Menghasilkan bukti baru untuk mendukung keputusan
7.    Menciptakan keunggulan kompetitif melalui kompetisi
8.    Mendorong eksplorasi dan penemuan pada bagian dari pengambilan keputusan
9.    Mengungkapkan pendekatan baru untuk berpikir tentang masalah ruang
•    • Kebutuhan akan informasi yang akurat.
•    • DSS dipandang sebagai pemenang secara organisasi.
•    • Kebutuhan akan informasi baru.
•    • Manajemen diamanahi DSS.
•    • Penyediaan informasi yang tepat waktu.
•    • Pencapaian pengurangan biaya.
10. Membantu mengotomasikan proses manajerial.
11. Dapat meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan.
12. Mengurangi kebutuhan akan training.
13. Meningkatkan kontrol manajemen.
14. Memfasilitasi komunikasi.
15. Mengurangi usaha yang harus dikerjakan user.
16. Mengurangi biaya.
17. Memberikan banyak pilihan tujuan pengambilan keputusan.

F. SEJARAH DSS (Decision Support System)
Pengembangan DSS berawal pada akhir tahun 1960-an dengan adanya pengguna computer secara time-sharing (berdasarkan pembagian waktu). Pada mulanya seseorang dapat berinteraksi langsung dengan computer tanpa harus melalui spesialis informasi. Time sharing membuka peluang baru dalam penggunaan computer. Tidak sampai tahun 1971, ditemukan istilah DSS, G Anthony Gorry dan Michael S. Scott Morton yang keduanya professor MIT, bersama-sama menulis artikel dalam jurnal yang berjudul “A Framework for Management Information System” mereka merasakan perlunya ada kerangka untuk menyalurkan aplikasi computer terhadap pembuatan keputusan manajemen. Gorry dan Scott Morton mendasarkan kerangka kerjanya pada jenis keputusan menurut Simon dan tingkat manajemen dari Robert N. Anthony menggunakan istilah Strategic Planning, Managemen control dan operational control (perencanaan startegis, control manajemen)

G. FAKTOR PENDUKUNG DSS :
a. Sistem yang fleksibel dengan informasi yang interaktif.
b. Mudah digunakan (user friendly).
c. Memunginkan pembuatan simulasi,proses memungkinkan pembuatan simulasi, proses trial-end-error, memperhitungkan akibat dari suatu keputusan.

H. PEMBUATAN KEPUTUSAN
Dalam pembuatan keputusan ada dua orang yang mengartikan artian pembuatan keputusan yaitu Simon dan Mintzberg.
1. Keputusan menurut Simon
Dalam bukunya terbitan tahun 1977, Simon menguraikan istilah keputusan menjadi keputusan terprogram dan keputusan tak terprogram.
1.    Keputusan terprogram yaitu bersifat berulang-ulang dan rutin. Pada suatu tingkat tertentu dan prosedur telah ditetapkan untuk menanganinya sehingga ia di anggap suatu denovo (yang baru) setiap kali terjadi.
2.    Keputusan tak terprogram yaitu bersifat baru, tidak terstruktur, dan biasanya tidak urut. Ia juga menjelaskan bahwa dua jenis keputusan tersebut hanyalah kesatuan ujung yang terangkai secara hitam putih, sifatnya begitu kelabu atau tidak jelas, namun demikian konsep keputusan terprogram atau tak terprogram sangatlah penting, karena masing-masing memerlukan teknik yang berbeda.
Kontribusi Simon yang lain ialah penjelasan mengenai empat fase yang harus di jalani oleh Manajer dalam menyelesaikan masalah, fase tersebut adalah :
•    Aktivitas intelegasi, yaitu mencari kondisi dalam lingkungan yang memerlukan pemecahan.
•    Aktivitas Design, yaitu menemukan, mengembangkan, dan menganalisis kemungkinan tindakan yang akan dilakukan.
•    Aktivitas Pemilihan, yaitu menentukan cara tindakan cara tertentu dari beberapa cara yang sudah ada.
•    Aktivitas Peninjauan kembali, yaitu memberikan penilaian terhadap pilihan yang telah dilakukan
2. Keputusan Menurut Mintzberg
Mintzberg terkenal dengan teorinya mengenai peranan manajerial, teori ini mengemukakan sepuluh peranan manajerial yang terbagi dalam tiga kategori yaitu interpersonal, informasional, desisional.
Peranan informasional mengemukakan bahwa manajer mengumpulkan dan menyebarkan informasi dan peranan desisional mengemukakan bahwa manajer menggunakan informasi dalam pembuatan berbagai jenis keputusan.Ada empat peranan desisional menurut mintzberg :
•    Pengusaha,ketika manajer berperan sebagai pengusaha (entrepreneur) maka peningkatan hal ini yang bersifat permanat diabadikan sebagai organisasi.
•    Orang yang menangani gangguan, ketika manajer berperan sebagai orang yang menangani gangguan (disturbace handler), maka ia akan memecahkan masalah yang belum di antisipasi. Ia membuat keputusan untuk merespon gangguan yang timbul seperti perubahan ekonomi, ancaman dari pesaing, dan adanya peraturan pajak baru.
•    Pengalokasikan sumber, dengan peranan sebagai pengalokasian sumber (resorce allocator),manajer diharapkan mampu menentukkan pembagian sumber organisasi kepada berbagai unit yang ada misalnya pembuatan keputusan untuk menetapkan anggaran operasi tahunan.
•    Nagasiator, dalam peran sebagai negosiator (negotiator), manajer mnegatasi perselisihan yang muncul dalam perusahaan dan perselisihan yang terjadi antara perusahaan dan lingkungannya. Contohnya melakukan negosiasi kontrak baru dengan serikat kerja.
Secara garis besar DSS dibangun oleh tiga komponen besar yaitu:
1. Database
2. Model Base
3. Software System
Database berisi kumpulan dari semua data bisnis yang dimiliki perusahaan, baik yang berasal dari transaksi sehari-hari, maupun data dasar. Untuk keperluan DSS, diperlukan data yang relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan. Model Base atau suatu model yang merepresentasikan permasalahan ke dalam format kuantitatif (model matematika). Software system setelah sebelumnya direpresentasikan dalam bentuk model yang “dimengerti” komputer . melakukan kenaikan gaji karyawan, DSS untuk menentukan besanya jamlembur karyawan, dan lain sebagainya

I. Penerapan Decission Support System (DSS) di Perusahaan PT. ReAsuransi Internasional Indonesia (ReINDO)

Saat ini bisnis Asuransi mengalami perkembangan yang begitu cepat seiring dengan  dinamika pertumbuhan ekonomi. Begitu juga dengan perkembangan bisnis ReAsuransi di PT. ReAsuransi Internasional Indonesia (ReINDO) dari tahun ke tahun telah mengalami pertumbuhan Premi yang begitu signifikan. Dengan dinamika pekembangan bisnis yang semakin besar tentu sangat berpengaruh pada  proses bisnis melalui penanganan administrasi berbasis komputer.
Sistem aplikasi berbasis komputer untuk menangani administrasi bisnis Asuransi Jiwa yang digunakan di PT. ReAsuransi Internasional Indonesia (ReINDO) telah dikembangkan dan dimplementasikan mulai tahun 1997. Sampai dengan saat ini (lebih dari 10 tahun implementasi) system tersebut telah mengalami banyak perubahan baik dalam model proses bisnis, model database dan jumlah data. Perubahan-perubahan ini telah mengakibatkan masalah pada implementasi system seperti link data, integrasi modul system, penyediaan infrastruktur  dan kecepatan proses data.  Namun setelah dilakukan migrasi dari database Informix ke Database Oracle, dan juga dilakukan rewrite program dari Informix SQL/4GL  ke Oracle Form/Report Developer menjadikan tampilan aplikasi lebih menarik karena dengan tampilan web base sehingga lebih flexible.

Dengan menggunakan fitur web util pada oracle, dapat dibuatkan program aplikasi EIS, sehingga membantu manajemen untuk mengambil keputusan. Pembuatan program mengenai penyampaian informasi pada tingkat top level eksekutif di PT. ReAsuransi Internasional Indonesia (ReINDO), dibuat dengan program fitur webutil yang terintegrasi dengan form pada oracle 10g. Executive Information System EIS merupakan salah satu sistem penting dalam mendukung perkembangan suatu perusahaan. EIS ini merupakan integrasi antara Management Information System dengan Decission Support System yang membantu pihak eksekutif mendapatkan informasi dan mampu untuk mengidentifikasikan dasar suatu masalah dalam perusahaan. Sebagai implementasinya, aplikasi ini dibangun berbasiskan komputer dalam bentuk interface berupa form yang menggunakan database Oracle 10g. Hasil yang diperoleh dari sistem ini adalah: informasi yang diberikan kepada pihak ekesekutif merupakan informasi yang berhubungan dengan informasi keuangan perusahaan. Analisa yang dibuat mencakup perhitungan klaim, Net Balance, Premium, Inward, Outward, baik system konvensional maupun sistem Syariah.

Dengan EIS ini, manajemen  mempunyai kemampuan untuk menganalisa produski sehingga dapat memberikan keputusan terutama dalam memberikan kebijakan terutama yang menyakut kondisi cashflow keuangan perusahaan.

J.  Dampak Pemanfaatan Decission Support System (DSS)

Dampak utama pamanfaatan Decission Support System (DSS), yaitu:

•    Dapat menyelesaikan problem yang kompleks
•    Sistem dapat berinteraksi dengan pemakainya
•    Lebih cepat dengan hasil yang lebih baik (terutama dibandingkan dengan pengambilan keputusan secara intuisi)
•    Mengupayakan pembentukan jaringan dan kelembagaan pengelolaan pengumpulan data hidrologi ditingkat nasional dan propinsi
•    Menghasilkan acuan data untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh manajer yang kurang berpengalaman
•    Masalah-masalah semi struktur dapat dipecahkan
•    Dibandingkan dengan pengambilan keputusan secara intuisi, pengambilan keputusan dengan DSS dinilai lebih cepat dan hasilnyalebih baik
•    Untuk masalah yang berulang DSS, dapat memberi keputusan yang lebih efektif
•    Fasilitas untuk mengambil data dapat memberikan kesempatan bagi beberapa manager untuk berkomunikasi dengan lebih baik
•    Meningkatkan produktivitas dan kontrol dari manager

K.  Faktor pendukung Decission Support System (DSS)

Beberapa faktor-faktor pendukung suatu perusahaan menggunakan DSS, antara lain:

1.    DSS sistem yang fleksibel dengan informasi yang interaktif.
2.    Mudah digunakan (user friendly),kemampuan grafikal yang kuat dan interaksi yang aktif dari tampilan yang menghubungkan manusia dan mesin dapat meningkatkan keefektifan DSS.
3.    Memungkinkan pembuatan simulasi, proses try-and-error, memperhitungkan akibat dari suatu keputusan.
4.    Memberikan dukungan untuk berbagai level managerial, dari tingkat eksekutiv sampai tingkat lini.
5.    DSS mendukung berbagai keputusan yang interdependen dan sekuensual.
6.    DSS mendukung seluruh fase dari pembuatan keputusan: Intelligence, design, choice,dan implements.
7.    DSS mendukung berbagai proses dan gaya pembuatan keputusan.
8.    Dalam DSS para pembuat keputusan harus bersifat reaktif, mampu untuk memkonfrontasikan perubahan kondisi yang cepat dan mengadaptasika DSS untuk mengatasi perubahan. DSS sangat fleksibel jadi pengguna dapat menambah, menghapus mengkombinasikan, merubah atau mengatur kembali elemen-elemen dasar.
9.    Para pembuat keputusan memiliki wewenang atas pengendalian seutuhnyadari langkah-langkah proses pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah.
10.    DSS bisa memberikan akses untuk berbagai macam sumber data, format dan tipe, mulai dari geographic information system (GIS) sampai dengan yang berorientasi ke objek.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari kelompok kami, yaitu DSS sangat bermanfaat bagi PT. ReAsuransi Internasional Indonesia (ReINDO) yaitu untuk menentukan besarnya premi yang akan diterima.Tarif atau premi yang ditetapkan harus bisa menutupi claim (risiko) serta biaya-biaya asuransi, dan sebagian dari jumlah penerimaan perusahaan (keuntungan) juga  Untuk memastikan bahwa klaim yang sah dibayar tepat pada waktunya, setiap perjanjian reasuransi mencantumkan ketentuan klaim.


DAFTAR PUSTAKA
1. http://blog.gutik.com/2011/06/28/pengenalan-dan-pemanfaatan-decission-support-system-pada-pt-reasuransi-internasional-indonesia-reindo/
2. http://andrifurziansyah10.blogdetik.com/2012/03/09/penerapan-dss-di-perusahaan-decision-support-system/
3. http://gitaputria.blogspot.com/2013/01/contoh-perusahaan-yang-menggunakan.html